-->
Powered by Blogger.

Kontributor

Featured Post

Fenomena "Dakwah" Lewat Sepakbola, Inilah Biografi Mo Salah Sang Mesin Gol

Dakwah tak melulu harus lewat ceramah. Apalagi di era melinium ini dimana media massa memiliki peran penting dalam perubahan cara pandang ma...

Cari Blog Ini

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Fanspage

Most Recent Post

    Advertisement

    iklan banner

    Iklan Atas Artikel

    Fanspage

    iklan banner

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 1

    Pages

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel

    Label 6

    Art

    banner here

    Popular Posts

    Di Indonesia, Anak Menuntut Ibunya Karena Uang. Di Arab Saudi Anak Rebutan Hak Asuh Ibunya di Pengadilan

    - August 25, 2017
    advertise here
    advertise here
    Di Indonesia, Anak Menuntut Ibunya Karena Uang. Di Arab Saudi Anak Rebutan Hak Asuh Ibunya di Pengadilan

    Kalau di Indonesia, anak kandung menuntut ibunya atau ayahnya dipengadilan hanya karena uang/sertifikat tanah, rumah dan beragam materi lainnya. Tapi kalau di Arab Saudi, ‘perseteruan’ antar saudara bukan karena tanah atau warisan yang mereka saling perebutkan.

    Dua orang kakak beradik (di Saudi Arabia) berseteru memperebutkan hak asuh/pemeliharaan terhadap ibunya hingga ke pengadilan

    Di salah satu pengadilan Qasim, Kerajaan Saudi Arabia, berdiri Hizan al-Fuhaidi dengan air mata yang bercucuran hingga membasahi janggutnya. Kenapa?

    Ia kalah terhadap saudaranya terkait pemeliharaan ibunya yang sudah tua renta dan bahkan hanya memakai sebuah cincin timah di jarinya yang telah keriput.

    Seumur hidupnya, beliau tinggal dengan Hizan yang selama ini menjaganya. Tatkala beliau telah semakin tua, datanglah adiknya yang tinggal di kota lain, untuk mengambil ibunya agar tinggal bersamanya, dengan alasan, fasilitas kesehatan dll di kota jauh lebih lengkap daripada di desa.

    Namun Hizan menolak dengan alasan, selama ini ia mampu untuk menjaga ibunya. Perseteruan ini tidak berhenti sampai disitu, hingga berlanjut ke pengadilan.

    Sidangpun dimulai, hingga sang hakim pun meminta agar sang ibu dihadirkan di majelis. Kedua bersaudara ini membopong ibunya yang sudah tua renta yang beratnya sudah tidak sampai 40 Kg.

    Sang hakim bertanya kepadanya, siapa yang lebih berhak tinggal bersamanya. Sang ibu memahami pertanyaan sang hakim, ia pun menjawab, sambil menunjuk ke Hizan, “Ini mata kananku!”

    Kemudian menunjuk ke adiknya sambil berkata, “Ini mata kiriku!”

    Sang Hakim berpikir sejenak kemudian memutuskan hak kepada adik Hizan, berdasar pertimbangan kemaslahatan bagi si ibu.

    Betapa mulia air mata yang dikucurkan oleh Hizan. Air mata penyesalan karena tidak bisa memelihara ibunya tatkala beliau telah menginjak usia lanjutnya.

    Dan, betapa terhormat dan agungnya sang ibu yang diperebutkan oleh anak-anaknya hingga seperti ini. Andaikata kita bisa memahami, bagaimana sang ibu mendidik kedua putranya hingga ia menjadi ratu dan mutiara termahal bagi anak-anaknya.

    Ini adalah pelajaran yang sangat mahal tentang berbakti pada orang tua, di zaman yang sudah dekat kiamat ini betapa banyak anak yang durhaka.

    Ya Allah Rob kami! Anugerahkan kepada kami keridhoan ibu kami dan berilah kami kekuatan agar selalu bisa berbakti kepadanya. Amin ya robbal alamin

    Semoga yang ikut “bagikan” tausiyah ini semua dosanya diampuni Allah, diangkat derajatnya, dikabulkan segala hajatnya dan bersama pasangan yang sakinah serta anak-anak yang sholeh/sholeha hingga dimasukan surga bersama anak cucunya..
    Advertisement advertise here


    EmoticonEmoticon

     

    Start typing and press Enter to search