Kebinasaan Firaun Dan Sepenggal Kisah Nabi Musa

Kebinasaan Firaun Dan Sepenggal Kisah Nabi Musa - Saat masyarakat Mesir makin fanatik dengan kekufuran mereka. Permusuhan serta pengingkaran mereka pada Rasulullah Musa ﷺ semakin kobarkan keinginan untuk membunuh serta menindas utusan Allah serta beberapa orang yang mengikutinya.

Mereka ikuti raja mereka yang zhalim, Firaun. Waktu tersebut Allah tegakkan hujjah-Nya membinasakan mereka semuanya. Mereka sudah melihat sinyal tanda serta beberapa peristiwa yang diluar nalar.

Peristiwa yang keluar dari sistem alamiahnya. Serta buat akal terheran-heran. Namun mereka tetaplah tidak ingin berhenti, tidak ingin mengerti, serta tidak ingin kembali pada Allah ﷻ.

Dengan kekuasaan serta kesewenang-wenangannya, Firaun berhasil menghimpit rakyatnya untuk memungkiri kebenaran yang dibawa Nabi Musa.

Puncaknya, Firaun mengklaim dianya jadi Tuhan yang memiliki hak disembah. Saat kezhaliman sudah mencapai puncak, waktu tersebut pertolongan Allah datang. Nabi Musa menyatukan beberapa pengikutnya. Menasihati mereka, meneguhkan hati mereka, serta memberi arahan pada mereka.

Mereka menjawab perkataan Nabi Musa dengan jawaban yang menentramkan beliau.

Nabi Musa memerintahkan mereka supaya bertawakal pada Allah semata. Memohon tolong serta mengharapkan kepada-Nya. Serta Allah ﷻ juga memberi jalan keluar buat mereka semuanya. Lalu Nabi Musa memberi berita senang dari Allah pada kaumnya,

Allah ﷻ mewahyukan pada Nabi Musa serta saudaranya, Harun –‘alaihimassalam- supaya ia serta kaumnya membuat tempat tinggal yang berlainan dari tempat tinggal beberapa orang Mesir pada umumnya. Argumennya, saat perintah untuk pergi dari Mesir datang, mereka lebih gampang untuk memberitahu satu dengan yang lain. Cermatilah! Terkecuali pertolongan Allah berbentuk mukjizat, Nabi Musa juga meniti usaha-usaha riil begini.

Lalu datanglah perintah Allah ﷻ,

Mujahid menyebutkan, “Maknanya yaitu ini adalah pertolongan Allah pada mereka yang ditimpa bahaya, kesusahan, serta kesempitan dengan adanya banyak shalat.

Serta Rasulullah bila dihinggapi problem, beliau bersegera shalat. Shalat mempunyai efek besar pada kehidupan dunia serta akhirat (al-Bidayah wa an-Nihayah Juz : 2 Hal : 105).

Sepanjang bertahun-tahun, Nabi Musa serta pengikutnya bersabar serta menghibur diri dengan keimanan pada Allah serta tawakal. Mereka selalu melakukan perbaikan hubungan dengan Allah. memohon tolong pada-Nya dengan shalat-shalat mereka. Di bagian beda, Firaun serta beberapa pengikutnya makin menentang serta memusuhi kebenaran.

Nabi Musa selalu berdoa pada Allah ﷻ,

Ibnu Juraij menyebutkan, “Firaun tetaplah hidup sepanjang 40 th. sesudah Nabi Musa mengatakan doa ini. ” (Tafsir al-Quran al-Azhim oleh Imam Ibnu Kastir). Lihatlah Nabi Musa, terkecuali bersabar pada kaumnya sendiri, begitu sabarnya beliau hadapi kekejaman Firaun, berdakwah padanya, serta berdoa pada Allah. Tidak heran Allah ﷻ mendudukkan beliau jadi seseorang ulul azhmi.

Allah ﷻ berfirman,

Allah mengizinkan Nabi Musa serta beberapa pengikutnya untuk keluar dari Mesir menuju Syam.

Ketahui kepergian Musa, kemarahan Firaun makin mencapai puncak. Ia sediakan pasukannya untuk mengerjar Nabi Musa serta pengikutnya. Peristiwa ini diabadikan Allah ﷻ dalam Alquran.

Ketika Firaun serta pasukannya berhasil menyusul Nabi Musa serta pengikutnya, pengikut Nabi Musa berkata,

Mereka menyebutkan sekian karna lihat dihadapan mereka jalan tertutup oleh lautan. Mereka mengadu pada Nabi Musa. Lalu beliau menjawab,

Nabi Musa mengucapkan kalimat kuat dan dengan arti yang pasti. Tunjukkan kedalaman pengetahuan serta kepercayaan pada rahmat Allah. Pengucapan seseorang leader yang buat tenang rakyatnya di waktu hadapi himpitan problem. Kondisi waktu itu betul-betul genting. Tak ada jalan yang dapat dilalui. Tak ada orang yang dapat disuruhi tolong. Serta Firaun yaitu kejam yang tidak mungkin saja berikan maaf. Sesaat saat selalu buat jarak Firaun semakin mendekat. Dalam kondisi sekian, Nabi Musa tetaplah tenang serta percaya Allah juga akan menolongnya. Sikap ini sebaiknya kita teladani jadi seseorang muslim yang beriman pada Allah ﷻ. Turunlah wahyu pada Nabi Musa,

Lihat laut terbelah, Nabi Musa serta pengikutnya bersegera melewati jalan terbelah itu. Sesudah melewatinya, serta pengikutnya yang terakhir melintas sudah keluar dari laut, baru barisan awal pasukan Firaun masuk laut. Musa menginginkan selekasnya memukul laut itu agari ai kembali pada kondisinya awal mulanya. Hingga Firaun serta pasukannya tidak dapat lewat. Tetapi Allah ﷻ memerintahkan,

Lihat tanda kebesaran Allah serta mukjizat Musa dengan terbelahnya laut, Firaun sadar itu yaitu kekuasaan Allah ﷻ. Bukanlah sihirnya Musa. Walau demikian ia membawa mati sifat sombongnya, dalam kondisi sekian ia tetaplah menyebutkan, “Lihatlah! Bagaimana laut jadi surut, tunduk kepadaku. Saya juga akan menangkap dua orang hambaku (Musa serta Harun) yang sudah memberontak kepadaku”.

Firaun serta pasukannya bergegas masuk, melewati belahan laut yang juga akan membinasakan mereka. waktu mereka semuanya sudah masuk kedalam laut, Allah ﷻ memerintahkan Musa untuk memukul laut dengan tongkatnya. Musa juga lakukan perintah Rabbnya. Laut yang terbelah itu kembali seperti awal mulanya. Allah ﷻ berfirman,

Tak ada seseorang juga dari kelompok beberapa orang beriman terbenam. Serta tidak satu juga dari Firaun serta pengikutnya yang dapat selamat.

Sesudah betul-betul sadar serta percaya juga akan terbenam Firaun menyebutkan :

Allah mencemoohnya serta berikan pelajaran pada kita semuanya. Apakah saat nyawa di kerongkongan serta kebinasaan telah betul-betul terlihat, baru seorang juga akan sadar?

Allah sudah mengambil keputusan hukumnya. Serta membinasakan beberapa orang yang melakukan perbuatan zhalim.

Berlalulah peristiwa itu. Tetapi pelajarannya tidak sempat hilang selama jaman.

Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, Rasulullah ﷺ datang ke Madinah. Beliau temui beberapa orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura (10 Muharam). Lalu beliau ﷺ ajukan pertanyaan pada mereka,

Rasulullah ﷺ lalu berkata, ”Kita semestinya lebih memiliki hak serta lebih paling utama ikuti Musa dari pada kalian. ”. Lantas kemudian Rasulullah ﷺ memerintahkan golongan muslimin untuk berpuasa. ” (HR. Muslim no. 1130).

Sumber : kisahmuslim.com

Advertisement