-->
Powered by Blogger.

Kontributor

Featured Post

Fenomena "Dakwah" Lewat Sepakbola, Inilah Biografi Mo Salah Sang Mesin Gol

Dakwah tak melulu harus lewat ceramah. Apalagi di era melinium ini dimana media massa memiliki peran penting dalam perubahan cara pandang ma...

Cari Blog Ini

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Fanspage

Most Recent Post

    Advertisement

    iklan banner

    Iklan Atas Artikel

    Fanspage

    iklan banner

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 1

    Pages

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel

    Label 6

    Art

    banner here

    Popular Posts

    Kisah Pengungsi Rohingya yang Berjalan Kaki 175 KM dan Hanya Makan Daun

    - September 07, 2017
    advertise here
    advertise here
    Kisah Pengungsi Rohingya yang Berjalan Kaki 175 KM dan Hanya Makan Daun

    Hampir semua pengungsi muslim Rohingya di kamp penampungan Kutupalang, Bangladesh, menderita sakit. Selama perjalanan mengungsi dari Negara Bagian Rakhine, Myanmar, mereka harus melewati medan yang tidak mudah dan kondisi alam tidak bersahabat. Anak-anak di pengungsian juga menderita kurang gizi.

    Zaid Alam, 45 tahun, tadinya seorang petani kaya di Desa Kumarkhali, Rakhine. Dia tiba di Kutupalang kemarin pagi tanpa membawa apa-apa.

    Alam mengatakan selama melintasi perbatasan menuju Bangladesh dia dan 13 anggota keluarganya harus bersembunyi di gua untuk menghindari kejaran tentara Myanmar. mereka berjalan kaki siang malam tanpa makanan dan minuman memadai.

    Selama sepuluh hari mereka berjalan kaki sejauh 175 kilometer dan hanya memakan daun-daunan Dikutip dari laman Arab News, Selasa (5/9/2017) kemarin.

    Sayid Nur, 22 tahun, yang sebelumnya tinggal di Desa Shahab Bazar, Rakhine, juga menceritakan kisah serupa. Petani miskin itu tiba di Kutupalang dengan luka tembak di tangan kirinya.

    Dia mengungsi bersama empat anggota keluarganya. Empat temannya di desa tewas dibunuh tentara Myanmar.

    “Saya beruntung. Atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa saya bisa menyelamatkan diri,” ujar Nur yang berjalan kaki selama enam hari untuk tiba di Kutupalang. Dia sampai di pengungsian lima hari lalu. Selama di perjalanan Nur juga harus bersembunyi di gua untuk menghindari tentara Myanmar.

    Selama enam hari di perjalanan keluarganya hanya berbekal 2 kilogram beras. Nur tiba di Kutupalang bersama keluarganya juga dengan tangan kosong. Ketika ditanya apa yang selanjutnya akan dia lakukan, Nur hanya menjawab,

    “Saya tidak tahu. Hanya Allah yang bisa menolong kami.”pungkasnya.

    Sumber: islampos.com
    Advertisement advertise here


    EmoticonEmoticon

     

    Start typing and press Enter to search